Posts

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.1

  PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN   “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” ( Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best ) Bob Talbert   Pernyataan Bob Talbert menunjukkan bahwa mengajarkan teori kepada anak memang penting, tetapi hal yang lebih penting adalah mengajarkan nilai-nilai kebajikan dalam diri anak, karena nilai-nilai tersebut adfalah bekal utama mereka untuk menjalani kehidupan lebih baik ke depannya.          Materi pada modul 3.1 yakni pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin erat kaitannya dengan pernyataan Bob Talbert. Pada materi tersebut ditekankan bahwa hal mendasar yang perlu dipahami adalah etika. Etika yang tampak dalam diri seseorang berasal dari nilai-nilai kebajikan yang mereka yakini. Hal yang paling utama dalam pelaksanaan pendidikan adalah menanamkan etika atau nilai-nilai kebajikan pada diri anak-a

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

Image
  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Andriani E. CGP Angkatan 7     Menurut Tomlinson (2001: 45), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa mengetahui kebutuhan belajar murid merupakan sesuatu yang harus dipahami dengan baik oleh setiap guru dalam menyusun rencana proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru harus memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak itu unik, mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sama halnya da

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Image
  PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SMA NEGERI 1 MATANGNGA Latar Belakang Budaya Positif merupakan suatu pembiasaan yang bernilai positif, mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter pada anak. Penerapan budaya positif di sekolah membutuhkan keterlibatan seluruh warga sekolah dengan kolaborasi dan konsistensi yang baik.   Budaya positif mengandung penerapan nilai-nilai kebajikan universal yang ingin dituju. Dalam mewujudkan budaya positif di sekolah perlu adanya disiplin positif. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan dalam konteks pendidikan, untuk menciptakan murid yang merdeka, harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Lebih lanjut, merdeka yang dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara adalah merdeka yang tidak hanya terlepas dari perintah, tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri. Tujuan kita sebagai pendidik adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga

KI HAJAR DEWANTARA DAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Image
Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Siapa yang tidak mengenalnya? Sosok luar biasa yang kemudian didaulat sebagai Bapak Pendidikan pendiri Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara memiliki pemikiran-pemikiran yang luar biasa mengenai pendidikan, yang sampai saat ini masih relevan dengan perkembangan dunia pendidikan. Beberapa pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan akan dijelaskan secara ringkas berikut ini. Ki Hajar Dewantara membedakan pengertian mengenai pengajaran dan pendidikan. Menurut beliau, pengajaran itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Sedangkan, pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyar

A Mother Like Alex

A Mother Like Alex sebuah buku terjemahan yang mengangkat kisah nyata. Buku ini ditulis oleh Bernard Clark. Tahun 2009 buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rani R. Moediarta dan diterbitkan kembali oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Buku ini mengisahkan seorang wanita yang bernama Alex dengan latar cerita di London. Buku ini saya dapatkan di sebuah pusat perbelajaan di Makassar, tepatnya 08 Februari 2014. Saya membelinya pada lapak buku Gramedia yang sedang mengadakan diskon kala itu.. Membaca sampul dan sinopsis di belakang buku membuat saya tertarik untuk membelinya. Dari sinopsis buku, saya penasaran seperti apa wanita yang disebut Alex ini? Rasa penasaran saya kian bertambah ketika melihat bagian paling atas sampul yang tertulis frasa “kisah nyata”. Buku ini berisi kisah wanita London, berusia 28 tahun, dan belum menikah tetapi ingin mengadopsi anak yang “istimewa”. Istimewa yang dimaksud dalam buku ini adalah anak yang mengidap Down’s Syndrome. Saya sangat t