KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

 

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Andriani E.

CGP Angkatan 7
 
 

Menurut Tomlinson (2001: 45), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa mengetahui kebutuhan belajar murid merupakan sesuatu yang harus dipahami dengan baik oleh setiap guru dalam menyusun rencana proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru harus memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak itu unik, mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sama halnya dalam hal minat, gaya belajar, kebiasaan, pola pikir, kemampuan literasi, dan banyak hal lainnya, semuanya berbeda. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi merupakan segala upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik yang berbeda-beda.

 

Bagaimana cara untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas?

Cara untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas yaitu guru harus:

1.        Memahami tujuan pembelajaran terlebih dahulu

2.        Mampu menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid

3.        Menciptakan lingkungan belajar yang ‘mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras.

4.        Mampu mengatur kelas yang efektif

5.        Melakukan penilaian berkelanjutan  

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal dengan guru yang mampu melihat kebutuhan belajar murid berdasarkan tiga aspek yaitu kesiapan belajar (readiness), minat murid, dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Kesiapan belajar mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal murid, hal yang telah diketahui, dan posisi murid dalam belajar. Mempertimbangkan kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan. Ada berbagai cara untuk mengetahui kesiapan belajar murid, salah satunya yaitu mengatur The Equalizer’ yang ditawarkan oleh Tomlinson (2001:47).

Minat Murid merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat setiap murid tentunya akan berbeda-beda.  Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka guru harus memperhatikan minat belajar murid dalam proses pembelajaran. Memperhatikan minat murid tujuannya agar minat mereka dalam belajar tetap terjaga, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid, serta murid dapat memperluas minat mereka dan membantu menemukan minat baru.

Profil belajar murid mengacu pad acara kita sebagai individu paling baik dalam belajar. Memperhatikan profil belajar murid bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Profil belajar berkaitan dengan lingkungan belajar, budaya, gaya belajar, dan berdasarkan kecerdasan majemuk.

Cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid antara lain:

1.        Mengamati perilaku murid-murid

2.        Mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas

3.        Membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini

4.        Menggunakan berbagai penilaian diagnostik dan formatif

5.        Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran sendiri.

Selain cara-cara tersebut di atas masih banyak cara lainnya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahi kebutuhan belajar murid.

Setelah mengetahui kebutuhan belajar murid, selanjutnya guru dapat menerapkan strategi diferensiasi yang tepat dalam proses pembelajaran yaitu dengan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Diferensiasi konten berkaitan dengan hal yang akan kita ajarkan, seperti materi, konsep, atau keterampilan yang perlu dipelajari berdasarkan kurikulum. Diferensiasi konten dilakukan dengan membedakan pengorganisasian atau format penyampainnya sesuai dengan kebutuhan belajar murid dan tujuan pembelajaran.

Diferensiasi proses berkaitan dengan kegiatan yang memungkinkan murid berlatih memahami atau memaknai konten dengan cara membedakan proses yang harus dijalani oleh murid.

Diferensiasi produk  berkaitan dengan bukti yang menunjukkan pemahaman murid dengan cara membedakan/memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan yang telah dipelajari.

 

Bagaimana kaitan antara materi Pembelajarn Berdiferensiasi dengan materi lainnya (Koneksi Antar Materi)?

            Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensasi didahului dengan guru harus berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara. Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus memiliki nilai dan peran guru penggerak. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi,  seorang guru harus berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, dan inovatif untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid. Dengan demikian guru dapat mewujudkan kepemimpinan murid dengan menuntun murid merdeka belajar.

Seorang guru memiliki visi guru penggerak yang berpihak pada murid. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu strategi guru. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan kebutuhan murid. Kemudian, materi selanjutnya adalah menanamkan budaya positif pada murid, salah satunya membuat keyakinan kelas. Pembelajaran berdiferensiasi akan terlaksana dengan baik jika didukukng dengan adanya keyakinan kelas yang telah disepakati anatar guru dengan murid-murid. Berdasarkan hasil penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan, kita dapat mendiagnosis masalah-masalah yang ada pada murid. Ditawarkan proses restitusi untuk menangani masalah tersebut.

            Demikian ulasan singkat saya terkait pembelajaran berdiferensiasi. Semoga bermanfaat. Salam Guru Penggerak. Salam dan Bahagia.



 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Pencapaian tertinggi dan Kehilangan

KI HAJAR DEWANTARA DAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pembunuh